Seorang Mahasiswi Yang Jago Bermain Piano Bernama Pingkan Sedang mengalami Kesedihan Yg Sangat Melukai Hatinya, Dia Mengalami Olokan Yang Cukup Menyakitkan Dari Cheldric.
Dia Sangat Sedih Saat Itu, Tetapi Hanya Satu Tempatnya Untuk Menenangkan Pikiran-nya, yaitu Ruang Piano.
Ketika Dia Masuk Keruang Piano Tersebut, Pingkan Tidak Sengaja Menjatuhkan Tipex-nya kebawah Kolong Piano-nya, Ketika Dia meamalingkan kepalanya Keatas, Pingkan meilhat Sebuah Buku Tipis Yg Warna-nya Sangat Pudar, Dengan Penuh Penasaran Dia Membuka Buku Tua tersebut, Dia melihat Sebuah Catatan Pada halaman Depannya, dan Bunyinya “Jika Kau Bermain Dengan Lambat, Ikuti Terus Not Lagu-nya Dan Biarkan Dunia Berputar Ke Arah 20 Tahun Yg Akan Datang, Dan Bila Kau memainkannya Dengan Cepat Biarkan, Ikuti Perjalan-nya Dan Kamu Akan Segera Pulang Ke Tempat Dimana Kamu Berada.” Dengan Penuh Kebingungan, Pingkan Memainkannya Dengan lambat, Dan tanpa Dia ketahui, Lagu Tersebut Adalah lagu Terlarang Yg Tidak Boleh Dimainkan, Karena Dia Akan Maju Ke-20 Tahun Yg Akan datang. Sampai Pada akhirnya, Pingkan Selesai bermain Lagu Tersebut, Ia Melihat Semua Ruangan Tersebut Berbeda Dengan Yg Dulu, Karena Pertama Dia Berasal Dari Tahun 1979 Dan Dia Bermain Dan Akhirnya Dia bermain Sampai Pada tahun 1999.
Ketika Dia Melihat Semuanya Berubah Dia berniat Untuk Merahasiakan, Jadi Dia Menyimpan Buku Tersebut Di Perpustakaan, Ketika Dia Menyimpan Buku Tersebut, Seorang laki-laki Bernama Bima Melihat Apa Yg Dilakukan Pingkan, Dengan Cepat Pingkan Memalingkan Wajahnya, Kebetulan Bima Adalah Mahsiswa baru Di Kampus Tersebut, Ketika Bima Melihat Pingkan, Bima Ingin Menjadikan Pingkan Sebagai Temannya, Dia mengajak Pingkan Berjalan Di Kampus Tersebut. Tetapi Pingkan Masih Bingung Terhadap Kampus Yg Dia Kelilingi, Karena Kampus Tahun 1979 Sangat Jauh Berbeda Pada Tahun 1999, Ketika Jam Pelajaran Tiba, Bima Mengajak Pingkan Untuk Duduk Di Bangku Paling Belakang, Tiap kali Pelajaran Berlangsung, Bima Selalu Melirik Pingkan Dengan Semata. Pada Suatu hari, Bima diajak Ke Ruang Piano Dimana Pingkan Bermain Lagu Terlarang Tersebut. Dan Ternyata Bima Adalah Seorang Pianis yg Sangat Berbakat, Jadi Akhirnya Pingkan dan Bima Berduet Dalam Bermain Piano, Tetapi Bukan Lagu Terlarang Dia Mainkan Tetapi Lagu Lain. Tetapi Kepala Kampus Sekaligus Ayah Dari Bima yaitu Stefanus Mendengar Permainan Piano Mereka, Tetapi ketika Stefanus Masuk Kedalamnya, Stefanus Hanya melihat Bima Di Ruangan Tersebut, Padahal Dari Luar Terdengar Seperti Ada 2 Orang Yg bermain Piano, Tetapi Dia Hanya Melihat Bima, Stefanus Pun Memiliki Pertanyaan Besar.
Tiba-Tiba Diberitahukan Bahwa Akan Ada Pesta Dansa Di Aula Kampus, Bima Yg Mengetahui Berita Tersebut Berniat Mengajak Pingkan Untuk Menghadiri Pesta Tersebut. Tiba Saatnya Acara Dansa Tersebut, Bima Masih menununggu Dimana Pingkan, Tetapi Belum Juga Muncul, “Maaf Bim, Aku Telat Datang” Kata Pingkan, “O Gak Apa-Apa Kok.” Kata Bima, “Sekarang Musik Salsa, Kamu Bisa Nari Salsa-kan ?” Tanya Bima, “Iya Ayo Kita Nari” Kata Pingkan, Mereka akhirnya Menari Bersama Pasangan Penari Yg Lain, Sampai Musiknya Habis. “Hai Bim.. “ Kata Charlie Sambil Tertawa, “Kenapa Kamu Tertawa ?” Tanya Bima, “Gak Apa-Apa” Kata Charlie. “Sama Siapa Kamu Datang Kesini ?” Tanya Bima, “Sama Ferrish Aja.” Kata Charlie, “ O.. Ya Udah, Aku Mau Pulang Dulu Ya. Sampai Ketemu Besok.” Kata Bima, “Ya, Bim” Kata Charlie, Lalu Bima Mengajak Pingkan Untuk Pulang Bersama, Mereka Pulang Dengan Mengunakan Sepeda Yg Dikendarai Bima,
“Ping.. Sebenarnya Aku Suka Sama Kamu.” Bilang Bima Sambil Membonceng Pingkan,
“Benarkah ? Tetapi Aku Tidak Bisa.” Kata Pingkan,
“Kenapa, Kamu Gak Suka Sifatku-kah ?” Kata Bima
“Bukan Itu, Tapi Waktu Yg membuat Kita Tidak Bisa Bersatu.” Kata Pingkan
“Baiklah, Ini Kita Sudah Sampai, Sampai Bertemu Besok” Kata Bima
“Iya.” Balas Pingkan
Keesokan Harinya, Bima Ditantang Bermain Piano Dalam Sebuah
Kompetensi Piano Battle. Bima Mengikuti Battle Tersebut. Bima Bertanding dengan Trisno, Dan Ketika Bima Sedang Battle, Ada 2 Orang Yang Memperhatikan Bima Yaitu Charlie dan Ferrish. Mereka Memperhatikan Bima Yg Sangat Jago Bermain Piano Tersebut, Dan Dibalik Itu, Ada Seseorang Yg Bernama Cita, Dia Merupakan Seorang Violinis Yg Hebat, Dan Dia Merupakan Teman Pertama Bima Ketika Masuk Kampus Tersebut. Setelah Bima Mengikuti Piano Battle, Akhirnya Bima Menang, Dan Dia Diberikan Buku Angsa, Yaitu Buku Untuk Pianis Terhebat.
Pada Suatu Hari, Bima Mendengar Bahwa Gedung Kampus Ini Akan Di Hancurkan Setelah Perpisahan. Bima Pun Ingin Memberitahu Pingkan Bahwa Ada Pengumuman Bahwa Gedung Ini Akan Dihancurkan, Tetapi Ada Sesuatu Yg mencurigakan Dari Pingkan, Akhirnya Bima bertanya Apa Yg Terjadi Pada Pingkan, lalu Pingkan Berkata “Tidak Ada Apa-Apa, Oh Ya.. Aku Ingin memberitahumu Sebuah Lagu” Kata Pingkan
Lalu Pingkan Mengajak Bima Pergi Keaula, Lalu Memainkan Lagu Terlarang Tersebut, Lagu Tersebut Dimulai Dari Sebuah Inversi... Arpegio... Block Chord “Lagu Ini Bernama SECRET” Kata Pingkan,
“Ini Lagu Apa Ping ?” Tanya Bima,
Kemudian Pingkan Berkata ”Ini merupakan Lagu Perjalanan, Aku Memainkan Lagu Ini Dengan Lambat Kalau Kesini, Dan Aku Memainkan Dengan Cepat Kalau Mau Pulang. Oh Ya Bim.. Janganlah Memainkan Lagu Ini Pada Piano Tua Yg Ada Di Ruang Piano”, Kata Pingkan, Karena Bingung Bima bertanya “Kenapa Aku, Gak Boleh Main Di Sana?”, “Karena Jika Dimainkan Di Piano Tersebut, Suaranya Menjadi jelek” Kata Pingkan.
Tetapi Selama 5 Bulan Dikampus, Pingkan Hilang Entah Kemana. Bima Yg Merindukan Pingkan Terus Menunggu Pingkan, Dan Tiap Kali Pelajaran Bima Selalu Melirik Kebelakang, Tetapi Hanya Ada Bangku Kosong Yang Terlihat. Bima Sedih Ketika Melihat Pingkan Tidak Muncul. Sampai Saatnya Acara Perpisahan, Dan Kebetulan Bima Mengambil Alih Untuk Menjadi Pianis Dalam Orkestra Sekolah. “Dimana Pingkan Ya ? Kok Lama Sekali..” Kata Bima,
“Bim, Cepat Kepanggung Sudah Mau Mulai Acara Perpisahannya.” Kata Charlie,
“Iya Bim, Cepat !!!” Kata Ferrish,
Akhirnya Bima Menuju Keatas Panggung, Ditengah Lagu Yg Dimainkannya Bima Melihat Pingkan Berada Diluar Aula, Dia Hanya Menangis Kemudian Meninggalkan Aulanya. Bima Yg Melihat Hal Tersebut Bingung Mengapa Dia Menangis, Bimapun Memiliki Dilema Yg Berat, Apakah Dia Harus Tetap Bermain Piano Di Orkestra Tersebut Atau Dia Mengejar Pingkan. Akhirnya Bima Terpaksa Mengejar Pingkan, Dia Keluar Dari Aula Dan Pergi Mengejar Pingkan, Tentu Saja Orang-Orang Yg Melihatnya Terkejut, Terutama Stefanus Yg Merupakan Kepala Kampus Sekaligus Ayah Bima Tentu Sangat Terkejut Ketika Melihat Bima Pergi Meninggalkan Bima, Stefanus Langsung Mengejar Bima, “Bima !!! Bima !!! Kembali Kesini, mengapa Kamu Pergi Meninggalkan Permainan Pianomu.” Kata Stefanus, Bima Tidak Menjawab Dan Tetap Mengejar Pingkan, Stefanus Sambil Menahan Marah Kembali Ke Aula, Dan menyuruh Orkestra Untuk Melanjutkan Permainan Musiknya Kembali, Sedangkan Bima Tetap Mengejar Pingkan, Bima Kembali Kekelas Dan Duduk Ditempat Pingkan, “Kemana Pingkan Pergi ? Kenapa Juga Dia Menangis ?” Tanya Bima Dalam Hati, Tiba-Tiba Meja Pingkan Muncul Sebuah Tulisan Dari Tip-ex Dan Tulisan Itu Bertuliskan I Love U, Bima Pun Membalas Dengan Sebuah Tip-ex Yg Lain, Kamu Dimana, Bima Menulis Dengan Tip-exnya, Tiba-Tiba Muncul Lagi Sebuah Tulisan I Love U, Bima Yg Makin Penasaran Membalas Lagi Tetapi Cairan Tip-exnya Habis, Tiba-Tiba Muncul Lagi Sebuah Tulisan Selamat Tinggal, Bimapun Meninggalkan Ruangan Kelas Dan Kebetulan Bima Melihat Charlie, Lalu Bima Bertanya Kepada Charlie, “Char.. Kamu Melihat Pacarku Yg, Pas Kita Lagi Ada Di Acara Dansa Itu Loh.. Kan Aku Nari Salsa Sama Pingkan, Kamu Lihat Gak ?” Tanya Bima,
“Pingkan ? Siapa Itu Aku Gak Kenal, Oh Ya... Kamu Masih Ingat Kenapa Aku Tertawa Pada Saat Kamu Berada Diacara Dansa, Kamu Mau Tahu Kenapa, Soalnya Kamu Itu Menari Sendiri, Dan Aku Melihat Kamu Tidak Membonceng Siapa-Siapa, Kamu Hanya Naik Sepeda Sendirian.” Kata Charlie, “Masa Kamu Gak kenal Pingkan, Tiap Hari Dia Duduk Dibangku Paling Belakang Di Kelas Kita, Dan Terkadang Aku Meliriknya Sesekali.” Kata Bima, “Hah ?? Di Bangku Belakang Tidak Ada Siapa-Siapa Disana, Kamu Sudah Gila ? Disana Tidak Orang, Dan Pingkan Aku Tidak Mengenalnya.” Kata Charlie,
“Ah Kamu Aja Mungkin Yang Gak Ngelihat Dia.” Kata Bima,
“Ah Ya Sudahlah Susah Ngomong Sama Kamu.” Kata Charlie Sambil Meninggalkan Bima. Dan Bima Teringat Akan Permainan Pianonya Yg Ditinggal Di Acara Perpisahan Tersebut, Akhirnya Bima Kembali Ke Aula, Dan Dia Bertemu Dengan Stefanus, Ayahnya Sendiri.
“Kemana Sih Kamu Itu, Otakmu Dimana Sih ? Kamu Bukannya Main Musik Di Acara Perpisahannya, Malah Pergi, Gimana Sih ?” Kata Stefanus,
“Aku Tadi Itu Mengejar Pingkan, Dia Tadi Menangis Dan pergi.” Kata Bima,
“Pingkan ? Pingkan Kamu Bilang !!! Dia Itu Merupakan Murid 20 Tahun Yg Lalu, Dan Dia Menghilang Secara Misterius, Bagaimana Kau Bisa Bertemu Dengannya ? Kata Stefanus,
“Apa !! Pingkan Itu Murid 20 Tahun Yg Lalu, Tetapi Aku Melihatnya Tadi, Dan Dia Juga Sering Menjumpaiku.” Kata Bima,
“Sini, Ayah Jelaskan. Pingkan Itu Pernah Menjadi Murid Di Kampus Ini Dia Merupakan Pianis Terhebat Waktu Itu, Dia Menjadi Siswa Kebanggan Kampus Pada Tahun 1979, Beberapa Minggu Kemudian Pingkan Menghilang Dan Tidak Diketahui Pergi Kemana.” Cerita Stefanus,
“Oh Ya Dia Pernah Mengajari Aku 1 Lagu Dan Lagu Itu Bernama SECRET, Dia...” Omongan Bima Terpotong,
“SECRET ? Kamu Bilang Secret, Itu Lagu Terlarang Dan Tidak Boleh Dimainkan, Itu Bisa Dikatakan Lagu Perjalanan, Itu Menghubungkan Kita Dari 20 Tahun Yg lalu Menuju Kesini, Dan Piano Yg Ada Diruang Piano Itu Merupakan Piano Waktu, Piano Itu Menjadi Perantara Pejalanan Waktu Tersebut, Jadi Pingkan Menghilang Karena Dia Memainkan Lagu Secret Dan Pergi Menuju Waktu Sekarang. Dan Satu Lagi Kamu Bilang Bahwa Kamu Melihat Pingkan, Berarti Hanya Kamu Yg Bisa Melihat Pingkan Dimasa Sekarang, Dan Teman-Temanmu, Guru, Dan Ayah Tidak Bisa Melihatnya Karena Yg Bisa Melihatnya Hanya Orang Yg Pertama Melihatnya Dan Mungkin Kamu Yg Melihat Pingkan, Sehingga Pingkan Hanya Bisa Dilihat Oleh Kamu Sendiri.” Cerita Stefanus.
“Jadi Pingkan Tidak Berasal Dari Sini ?” Kata Bima Terkejut,
“Oh Ya... Dia Juga Tidak Akan Pernah Bisa Kesini Lagi, Kau Ingat Bahwa Kampus Ini Akan Dihancurkan, Sehingga Piano Waktu Tersebut Akan Hancur, Ayah Sengaja Tidak Mengangkat Piano Tersebut, Karena Piano Tersebut Berbahaya. Dia Bisa Merubah Dimensi Waktu Dari 20 Tahun Yg Lalu Menuju Masa Sekarang, Jadi Lebih Baik Piano Waktu Itu Dihancurkan Saja. Dan Kampus Ini Akan Mulai Dihancurkan Pada Malam Ini.” Kata Stefanus,
“Tapi.. Ayah Aku Masih Mencintai Pingkan Dan Apakah Aku Harus Rela Meninggalkannya Hanya Karena Dimensi Waktu Aku Dan Pingkan Berbeda ? Aku Masih Mencintainya, Tolong Jangan Hancurkan Piano Itu.” Pinta Bima,
“Tidak Bisa Bim, Ayah Tidak Bisa Memindahkan Piano Tersebut, Lagipula Piano Tua Itu Jika Diangkat Juga Akan Rusak. Jadi Dibiarkan Saja. Dan Pingkan... Dia Bukan Jodohmu Dimensi Waktu Kamu Dan Dia Berbeda, Dan Jika Seandainya Dia Ada Disini Tanpa Melalui Piano Tersebut, Dia Sudah Pasti Berumur 30 Tahun-an, Dan ayah Juga Sering Lihat Bahwa Cita Juga Menyukaimu, Sebaiknya Kamu Berpacaran Saja Dengan Dia.” Kata Stefanus.
“Baik Yah.. Aku Akan Melupakan Pingkan.” Kata Bima,
“Baiklah, Ayo Cepat Kita Masuk Kembali Keaula.” Ajak Stefanus,
.
“Bagaimana Ini !!! Bima Pergi Meninggalkan Orkestranya, Memalukan Sekali.. Dan Kamu Baru Datang Setelah Orkestranya Selesai !!! Memalukan !!!” Kata Agisti, Wakil Kepala Kampus,
“Tenanglah Gis, Dia Hanya Pergi Ke WC.” Kata Stefanus Berbohong,
“Maaf, Ibu Agisti.” Kata Bima
“Baiklah.” Kata Agisti.
.
Malamnya...
“Aduh, Gimana Ini, kok Aku Selalu Dapat Dilema, Apa Yg Harus Aku Lakukan, Kalau Seandainya Aku Membiarkan Piano Itu Dihancurkan, Aku Tidak Akan Pernah Bertemu Dengan Pingkan, Tetapi Jika Aku Meninggalkan Pingkan.. Pasti Dia Akan Sedih.” Kata Bima. Tiba-Tiba, Bima Mengambil Keputusan Untuk Pergi Kekampus Untuk Memainkan Lagu Terlarang Tersebut, Dia Rela Meninggalkan Dimensi Waktunya Dan Pergi Menemui Pingkan.
Tiba Di Kampus, Kampusnya Masih Belum Dihancurkan, Tetapi Banyak Mobil Penghancur Yg Akan Menghancurkan Kampus Tersebut Sudah Standby Disana, Lalu Dia Masuk kedalam Ruang Piano, Dan Kebetulan Piano Waktu Tersebut Masih Ada Disana, Dia Langsung Duduk Didepan Piano Tersebut, Tetapi Dia Masih Dibayangi Kekhwatiran, Bagaimana Jika Disana Aku Tidak Melihat Pingkan, Dan Aku Tidak kembali. Pikir Bima, Tetapi Bima Memberanikan Diri, Akhirnya Bima Memainkan Lagu Tersebut, Tiba-Tiba Terdengar Suara Yg Sangat keras, Ternyata Kampus Sudah Mulai Dihancurkan. Bima Berpikir Bahwa Jika Dia Ingin Pergi Dia Harus Memainkannya Dengan Lambat, Tetapi Dia Berasal Dari Tahun 1999 Dan Dia Menuju 1979, Dan Artinya Bima Bukan Pergi Tetapi Pulang, Karena Bima Ingin Melakukan Perjalanan Dari Masa Depan Ke Masa Lampau, Artinya Bima Pulang Sehingga Dia Harus Memainkan Lagunya Dengan Cepat, Bukan Dengan Lambat.
Dibalik Itu, Stefanus Dan Agisti Sedang Merapikan Buku-Buku Perpustakaan, Tiba-Tiba Bima Mendapatkan Buku Bertuliskan SECRET, Itu Adalah Buku Lagu Secret, Stefanus Perlahan-lahan Membaca Ceritanya, Pada Halaman Terakhir Kertasnya Terlipat-lipat, Stefanus Penasaran Jadi Dia Membuka Lipatan-Lipatan Kertas Tersebut, Disitu Tertulis. Bima,Aku Sebenarnya Mencintaimu, Aku Ingin Memberitahu Kamu Satu Rahasia, Aku Berasal Dari Masa Lampau, Dan Aku Mungkin Menyarankanmu Untuk Datang Kemasa-ku.
Dari : Pingkan. Lalu Bima Melihat Satu Lipatan Lagi, Ketika Dia Membukanya Ada Sebuah Tulisan Yaitu, Untuk : Bima. Maka Stefanus Tahu Bahwa Pingkan menyuruh Bima Untuk Pergi Kemasa-nya, Berarti Sekarang Bima Sedang Memainkan Piano Waktu Tersebut.
Dan Dikampus Bima Sudah Menuju Bagian Lagu Arpegio Yaitu Bagian Ke-2 Lagu, Stefanus Yg Sudah Mengetahui Apa Yg Dilakukan Bima Langsung Berlari Menuju Kampus, Dia Berniat Untuk Menghentikan Permainan Piano Tersebut, Karena Bukan Hanya Akan Berpisah Waktu Dimensi Tetapi Itu Juga Membahayakan Nyawanya Didalam Kampus Tersebut, Sedangkan Kampus Tersebut Sudah Separuhnya Hancur, Bima Sudah Memainkan Bagian Block Chord Lagu, Berarti Lagu Itu Sebentar Lagi Akan Selesai, Sedangkan Ruang Piano Itu Sebentar Lagi Sudah Hampir Dihancurkan, Dan Tinggal Satu Tuts Lagu Yg Harus Ditekan Bima, Lalu Bima Berpikir Untuk Terakhir Kalinya, Apakah Dia Harus Meninggalkan Masanya Dan Tinggal Bersama Pingkan, Atau Dia Tidak Melanjutkan Lagunya Tetapi Dia Tidak Akan Bertemu Pingkan Untuk Selama-lamanya, Tiba-Tiba Brakk!!!!!!...... Ruang Piano Tersebut Hancur. Dan Kebetulan Stefanus Baru Sampai Kekampus Tersebut, Stefanus Hanya Melihat Kampusnya Sudah Hancur. “Tidak !!!! Anakku !!!!” Teriak Stefanus. Stefanus Mengira Bima Tewas Didalam Ruangan Piano, Tetapi Dugaan Stefanus Salah, Bima Selamat Hanya Saja Dia Tidak Akan Pernah Kembali Ke Tahun 1999, Dia Sekarang Sudah Berada Ditahun 1979. Ternyata Bima Menekan Tuts Terakhir Pada Lagu Terlarang Tersebut, Sayangnya Dia Tidak Akan Pernah Kembali Ketahun 1999 Karena Pianonya Sudah Hancur, jadi Percuma Walaupun Piano Tersebut Dimainkan Pada Tahun 1979, Tahunnya Tidak Akan Berubah Karena Pada Tahun 1999 Piano Itu Sudah Menjadi Piano Yg Sudah Hancur. Jadi Bima Untuk Selamanya Berada Ditahun 1979 Dan Tidak Akan pernah Kembali Ketahun 1999, Lalu Bima Berjalan Perlahan, Ternyata Kampusnya Berbeda Pada Tahun 1979 Dengan 1999, Lalu Dia Menjumpai 1 Kelas Disana Dia Melihat Pingkan Sedang Duduk Belajar. Lalu Pingkan Menoleh Kearah Bima, Pingkan Tidak Menyangka Bahwa Bima Rela Datang Ke Tahun 1979 Untuk Menemuinya, Pingkan Hanya Memberikan Senyuman Kecil Kepada Bima, Dan Akhirnya Bima Berada Di Masa Lampau Selama-lamanya Bersama Pingkan.
~~ The End ~~
<3 This The Real True Love <3
0 komentar:
Posting Komentar