09 Maret 2011

End Of Venbix's Final Destination

** Chapter 1 ( Death Plot ) **


Tetapi Dia Melihat Sebuah Penglihatan Aneh Dan Yg Dia Lihat Adalah Sebuah Lampu Hias Yg Besar, Tirai, Tali Rantai, Tiang Jatuh, Kebakaran, Pisau, Dan Darah. Ketika Agisti Selesai Melihat Undangan Tersebut, Ada Sesuatu Yg Membuatnya Terkejut Dan Ternyata Itu Adalah Teman-Temannya Yaitu Ardila, Pingkan, Farrah, Bagus, Stefanus, Dan Bima. “Hai, Gisti, kamu Sedang Apa ?” Sapa Bima. “Oh... Hanya Sedang Melihat Sebuah Undangan Pernikahan Yg Besar Itu” Kata Agisti, “Undangan Yg Besar Itu Ya, Itu Adalah Acara Pernikahan Temanku, Jika Kau Mau Datang Boleh Saja.” Kata Pingkan, “Yah, Kita Kasih Ajah Amplop Kosong Yg Penting Kita Bisa Enakkan” Canda Bagus, “Ya.. Ya Betul, Hahahaha.” Tambah Stefanus. “Ngomong-Ngomong Acara Pernikahan Tersebut Kapan ?” Tanya Farrah, “2 Hari Lagi” Kata Pingkan, “Oke, Besok Kita Kesana Yuk” Ajak Ardila. “Oke, Kita Janjian Di Depan Ballroom-nya”


2 Hari Kemudian...


Aduh Lama Sekali Agisti Datang, Padahal Kita Sudah Janjian” Kata Pingkan, “Iya Lama Betul, Mungkin Macet Kali di Jalan.” Balas Ardila, “Hei, Teman-Teman, Maaf Aku Terlambat Datang Karena Macet Di Jalan.” Kata Agisti, “Oh.. Ya Udah Kita Masuk Aja, Yuk” Ajak Stefanus, Ketika Mereka Sudah Duduk Di Dalam Ballroom Tersebut, Agisti Sempat Melihat Retakan Pada Pelafon Ballroom Tersebut, Dan Retakan Tersebut Bergerak Mendekat Dengan Sebuah Lampu Hias, “Apakah Ini Aman ? Kamu Tidak Lihat Bahwa Ada Retakan Besar Dia Atas Pelafon Tersebut.” Kata Agisti, “Tenang, Ini Aman Kok, Gak Mungkin Terjadi Apa-Apa.” Balas Farrah, “Ayo Cepat Kita Cari Tempat Duduk Sebelum Kehabisan, Lagi Pula Pengantinnya Juga Mau Datang” Kata Pingkan, Setelah Mereka Mendapat Tempat Duduk, Agisti Melihat Retakan Pelafon Tersebut Menjadi Melebar, Dan Terdengar Instrumental Pengiring Pernikahan Yg Menandakan Bahwa Pengantin Akan Datang, Dan Agisti Melihat Lampu Hias Yg Sangat Besar Tersebut Bergoyang-Goyang Dan Terlihat Akan Menimpa Ke-2 pengantin Tersebut, Dan Tiba-Tiba, Lampu Hias Tersebut Terjatuh Dan Menimpa Ke-2 Pengantin Tersebut, Dan Semua Orang Yg Melihat Hal Tersebut, Panik Dan Berlarian Meninggalkan Ballroom Tersebut, Tetapi Retakan Semakin Melebar Ke Arah Lampu Hias Yg Lain, Dan Perlahan-Lahan Lampu Tersebut Juga Ikut Terjatuh, Tetapi Sayang Salah Satu Lampu Hias Tersebut Menimpa Ardila, Ardila Pun Tewas Tertimpa Lampu Hias Tersebut, Mereka Ber-6 Berbondong-Bondong Keluar dari Ballroom Tersebut, Dan Karena Retakan Tersebut Semakin Melebar, Sehingga Melepas Ikatan Sebuah Tirai, Yg Sangat Besar Dan Akhirnya Tirai Tersebut jatuh Dan Menutupi Orang-Orang Yg Ada Di Bawah, Mereka Semua Yg Tertutup Tirai Tersebut Panik, Termasuk Pingkan, Sayangnya Pingkan Berada Di Tengah-Tengah Tutupan Tirai Tersebut, Pingkanpun Bingung Untuk Mencari Jalan Keluar Dari Tirai Tersebut, Pingkan Pun Juga Sering Terjatuh Jika hendak Berjalan, Perlahan-Lahan Pingkan Lemas Karena Kehabisan Nafas Di Dalam Tirai Tersebut, Akhirnya Pingkan Tewas Di Dalam Tirai Tersebut. Dan Tiba-Tiba Pelafon Yg Sudah Retak Tersebut Akhirnya Jatuh, Dan Menimpa Farrah, Bagus, Dan Stefanus, Mereka Ber-3 Akhirnya Tewas Tertimpa Pelafon Yg Besar Itu, Dan Yg Tersisa Hanya Bima Dan Agisti Dan Ada Sebuah Potongan Besar Yg menutupi Pintu Keluar Tersebut, Akhirnya Mereka Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Ballroom Tersebut, Dan Sebuah Tiang Penyangga Pelafon Tersebut, Terjatuh Dan Membuat Putus Kabel Tersebut, Kabel Tersebut Memercikan Api Dan Membuat Satu Kebakaran Besar, Tetapi Sayang Bima Tewas Tertimpa Tiang Tersebut, Dan Tiba-Tiba Sebuah Kebakaran Besar Terjadi, Agisti Yg Masih Berada Di Dalam Ballroom Tersebut Tidak Bisa Melarikan Diri Karena Pintu Keluarnya Tertutup Potongan Pelafon, Agisti Pun Akhirnya Berniat Untuk Kabur Melewati Jendela, Tetapi Tidak Bisa Karena Agisti Susah Untuk Memecahkan Kaca Jendela Tersebut, Untunglah Ada Potongan Kecil Pelafon Yg Bisa Digunakan Untuk Memecahkan Kaca jendela, Akhirnya Dia Bisa Memecahkan Kaca Jendela Tersebut, Dan Dia Berniat Meloncat Dari Jendela Tersebut, Setelah Meloncat, Agisti Tidak Tahu Bahwa Serpihan Kaca Jendela Tersebut Berada Di Bawah Tepat Dimana Letak Dia Akan Mendarat, Dan Akhirnya Agisti Tewas Tertusuk Serpihan-Serpihan Kaca Yg Berada Di Bawahnya. Untunglah Itu Hanya Penglihatan Semata Agisti, “Aku Tidak Mau Masuk ke Dalam Ballroom Tersebut Akan Terjadi Kebakaran Besar, Pelafon Jatuh, Tiang, Tirai Lampu Hias. Pokoknya Aku Gak Mau Masuk Ke Dalam Acara Pernikahan Tersebut.” Kata Agisti Dengan Ketakutan, “Kenapa Tidak Akan Terjadi Seperti Itu, Itu Mungkin Hanay Firasat Sematamu.” Kata Farrah, “Ya Jangan Takut, Tidak Akan Terjadi Apa-Apa” Kata Stefanus, “Pokoknya Aku Gak Mau !!!”. Kata Agisti, “Tapi Acara Inikan Acara Termewah, Aku Aja Penasaran Gimana Acaranya Bakal Berlangsung” Kata Pingkan, “Yg Akan Terjadi Adalah Kecelakaan !!! Ping, Percaya Padaku, Firasatku Ini Adalah Visi, Hal Ini Juga Dia Alami Oleh Teman Kalian Adela, Ferrish, Dan Charlie !!!, Dan Sekarang Kita Akan Jadi Selanjutnya, Kita Akan Mati... Kita Akan Mati !!!” Agisti Langsung Berlari, Dan Men-Starter, Dan Meninggalkan Mereka, Tiab-Tiba HP Agisti Berbunyi, “Halo, Ini Aku Farrah, Besok Kami Akan Datang Kerumah-Mu Untuk Menenangkan-mu, Tunggu Kami Besok”, “Baiklah.” Balas Agisti, Tiba-Tiba Agisti Melihat Sebuah Spanduk Bertuliskan Sharp, The Best Lamp, Agisti Pun Berpikir Bahwa Akan Ada Sesuatu Yg Terjadi Yg Berhubungan Dengan Sebuah Lampu.

** Chapter 2 ( Ardila's Death ) **


Tok...Tok...Tok..., Bunyi Suara Pintu Rumah Agisti, “Hei, Kalian Datang Ya, Terima Kasih” Kata Agisti, “Sama-Sama, Dan Ini Aku Bawakan Kamu Buah-Buahan Untuk-Mu” Kata Farrah, “Ayo Masuk.” Ajak Agisti, “Sebenarnya, Begini Teman-Teman, Aku Mendapat Penglihatan Yg Terlihat Nyata, Dan Aku mendapat penglihatan Tersebut, Ketika Kita Ingin Masuk Ke Acara Tersebut, Dan Penglihatan Ku Melihat Bahwa Kalian akan Mati Di Dalam, Dan Setelah Ini, Ma...Maaf Yg Akan Mati Selanjutnya Adalah Kamu Ardila, Tapi Memang Ini Penglihatanku, Dalam Urutannya Kamu Yg Akan Mati Pertama Ardila” Cerita Agisti, “Benarkah, Apakah Ada Cara Untuk Menghindarinya ?”, Lalu Agisti Melihat Keatas Dan Melihat Lampu Hiasnya Yg Terbuat Dari Besi Tersebut Bergoyang Sangat Kuat Dan Terlihat Hendak Jatuh Kebawah Tepat Di Bawah Ardila, “Sepertinya Lampu Tersebut Akan...” Belum Sempat Selesai Bicara, Lampu Tersebut Jatuh Menimpa Ardila, Ardila Pun Tewas Tertimpa Lampu Hias Yg Terbuat dari Besi, “Tidak, Ardila !!!” Teriak Agisti, “Mengapa Aku Telat Untuk Memberitahunya ?” Kata Agisti, Mereka Pun Menelpon Ambulans Untuk Mengotopsi Mayat Ardila, Setelah 2 Hari Mayat Ardila Di Makamkan, “Ardila, Mengapa Kamu harus mati Sekarang ?” Kata Agisti, “Siapakah Yg Akan Jadi Selanjutnya ? Siapa Yg Akan Mati Selanjutnya ?” Tanya Pingkan, “Kamu Ping, Dalam Penglihatanku Kamu Yg Akan Mati Ping, Maaf.” Kata Agisti, “Apa Aku Akan Mati Selanjutnya ?!?! Mengapa Harus Aku ?” Tanya Pingkan, “Entahlah, Karena Sudah Terlanjur.” Balas Agisti, “Adakah Cara Untuk Mengantisipasinya ?” Tanya Pingkan Lagi, “Aku Juga Tidak Tahu.” Balas Agisti. “Besok Aku Akan Kerumah-Mu, Kita Akan Bicarakan Ini Secara Empat Mata.”, “Baiklah, Hati-Hati Di Jalan, Aku Tidak Tahu Kapan Kematian Itu Akan Terjadi.” Kata Agisti.

** Chapter 3 ( Pingkan's Death ) **


Keesokan Harinya, Agisti Menunggu Kedatangan Pingkan, “Pingkan Kok... Lama Sekali Datang Sebaiknya Aku Menelpon Pingkan, “Halo, Ping, Kamu Dimana ?”, “Aku.....” Tut...Tut...Tut, Telepon Tersebut Mati, “Kenapa Ya, Apa Yg Terjadi Dengan Pingkan, Coba Aku Telepon Lagi.” Kata Agisti, Tetap Setiap Kali Dia Mencoba Menelpon Pasti Tidak Diangkat, Lebih Baik Aku Menonton TV Saja, Mungkin Pingkan Mengalami Kemacetan Di Jalan, Ketika Dia Menonton TV, Ada Sebuah Berita Live, Permisa Terjadi Sebuah kecelakaan Di Jalan Raya, Korban mengalami Luka Kepala Yg Cukup Parah, Sehingga Menyebabkan korban Tewas, Nama Korban Yg Beinisial P.P.P Tersebut Sekarang Sedang Di Otopsi Dirumah Sakit...... “Berinisial P.P.P, Bukankah Itu Singkatan Dari Nama Lengkap Pingkan, Apakah Pingkan Mengalami Kecelakaan, Itu Sebabnya, Ketika Aku Menelponnya Dia Tidak Menjawab. Aku Akan Pergi Ke Rumah Sakit Untuk Memastikan Apakah Itu Pingkan Atau Bukan.” Kata Agisti, Akhirnya Dia Langsung Pergi Kerumah Sakit Dimana Mayat Pingkan Di Otopsi, Setelah Sampai Di Rumah Sakit, Agisti Bertanya Kepada Seorang Suster, “Maaf, Suster, Apakah Disini Ada Pasien Yg Bernama lengkap, Pingkan Pangestu Purwanto ?” Tanya Agisti Kepada Seorang Suster, Ya Dia ada Di Kamar 013 lantai 4, Terima Kasih, Sus. Akhirnya Agisti Mendapatkan Kamar Pingkan, “Sus, Apa Yg menyebabkan Korban Ini Tewas ?” Tanya Agisti, “Tulang Ubun-Ubunnya Retak, Karena Terbentur Setir Mobil Yg Dikendarainya, Dia Mengalami Banyak Pendarahan, Setelah Di Bawa Kerumah Sakit, Nyawanya Sudah Tidak Tertolong Lagi, Karena keretakan Sudah membengkak Dan Menginfeksi Otaknya.” Cerita Suster Tersebut. Agisti Teringat Akan penglihatannya Di Acara pernikahan, Bahwa Pingkan Akan Tewas Setelah Ardila. “Dan Yg Akan Menjadi Selanjutnya Adalah Farrah, Bagus, Dan Stefanus. Bagaimana Cara Untuk Mengantisipasinya ?” kata Agisti, “Sebaiknya, Aku memberitahunya mereka.” Kata Agisti. Akhirnya Dia Menelpon Farrah, “Halo, Farrah Kamu Ada Di Mana ?” Tanya Agisti, “Saya Ada Di Mall, Bersama 3 Orang Laki-Laki, Hahahaha, Aku Lagi Jalan Sama Bagus, Bima, Sama Stefanus, Kamu Mau Ikut Jalan Sama Kami Kah ?” Bilang Farrah, “Baiklah, Aku Menyusul.” Kata Agisti. Akhirnya Agisti Meninggalkan Rumah Sakit Tersebut, Dan pergi Ke Mall Dimana, Teman-Temannya Berjalan-Jalan.

** Chapter 4 ( Farrah, Bagus, n Stefanus' Death )


“Hai, Gis. Jalan Bareng Yuk.. !!, Kita Mau Kemana Dulu ?” Tanya Farrah, “Terserah Kalian.” Kata Agisti, “Oh Ya Ngomong-Ngomong Kamu Ngapain Di Rumah Sakit, Ada Yg Sakit ?” Tanya Stefanus, “Se...Sebenarnya, Pingkan Tewas Kecelakaan Di Lalu Lintas, Yg Disebabkan Karena Tulang Ubun-Ubunnya Retak, Dan membengkak Sehingga, Membuat Infeksi Pada Otaknya.” Kata Agisti, “Apa !!! Pingkan Tewas !!!” Teriak Bima, “Kasian Sekali, Sebenarnya Dia Ingin Pergi Kemana ?” Tanya Bagus, “Dia Ingin pergi Ke Rumahku, Aku Ingin Menceritakan Tentang Penglihatanku Yg Dulu, Pas Kita Di Acara Pernikahan, Kita Akan Tewas Satu Persatu, Baru Saja Aku Ingin Memberitahunya, Dia Tewas Kecelakaan, Dan Setelah Ini, Ma...maaf Yg Tewas Selanjutnya Adalah, Teman Baikku Farrah, Stefanus, Dan Bagus. Kalianlah Yg Menjadi Selanjutnya.”Kata Agisti Dengan Ketakutan, “Adakah Cara Untuk Menghindarinya ?” Tanya Farrah, “Entahlah, Sebenarnya Aku Tidak Mau Kalian Mati.” Kata Agisti, “Baiklah Kita Lebih Baik Meng-Refreshing Dulu Disini, Agar Kita Di Kejar-Kejar Oleh Kekhawatiran Ini” Bilang Bima, “Betul Juga, Ayo Kita Berbelanja Sebentar.” Kata Stefanus. Akhirnya Mereka Memutuskan Untuk Berbelanja Sebentar, Tetapi Sekilas Agisti Melihat 4 Baut Escalator Sudah Longgar Dan Hendak Lepas, Agisti Pun Berpikir Bahwa Akan Ada Terjadi Sesuatu Pada Escalator Tersebut.

.

Setelah Selesai Berbelanja...


Ayo, Kita Udah Borong Semua Barang, Sekarang Kita Makan Dulu Ya.” Ajak Bagus, “Ayo Makan Di KFC, Ajah.” Ajak Bima, “Ok.” kata Farrah, Mereka Akhirnya Berjalan, Menuju KFC, Tetapi Jika Ingin Kesana mereka Harus melewati Bawah Escalator, “Kalian Jalan Dulu” kata Agisti, “Kenapa ?” Tanya Stefanus, “Ya, gak Apa-Apa.” Kata Agisti, Tiba-Tiba ke-4 Baut Escalator Tersebut Lepas, Sehingga Escalator Tersebut Jatuh Dan Menimpa Farrah, Stefanus, Dan Bagus, “Tidak !!!” Teriak Bima, Agisti Yg Melihat Kejadian Tersebut Langsung Meneteskan Air Mata, Temannya Farrah Tewas Tertimpa, Escalator beserta Stefanus Dan Bagus, Lalu Agisti Teringat Dalam Penglihatannya, Bahwa Selanjutnya Yg Mati Adalah Bima, Agisti-pun Memberitahu Bima, “Bim, Setelah mereka Mati, Kamu Yg Akan Menjadi Selanjutnya” Kata Agisti “Besok Kita, janjian Di Rumah Makan Red Eye, Ya.” kata Agisti Lagi, Red Eye Adalah Rumah Makan Dimana Yg pernah Juga Disinggahi Oleh, Ferrish, Trisno, Andi, Fathur, Cheldric, Riki, Jadhug, Dan Charlie. Akhirnya Bima Dan Agisti Sepakat Untuk Janjian Disana.

** Last Chapter ( Bima n Agisti's Death ) **


“Lama Sekali Bima Ini, Mudah-Mudahan Dia Tidak mengalami kecelakaan Yg Sama Seperti Yg Dialami Pingkan” Kata Agisti Dalam Hati, “Maaf Aku Terlambat, Karena Ada Macet Di Jalan” kata Bima, “Jadi Gini Loh Bim, Kamu Bakal jadi Yg Selanjutnya, Dalam Firasat-ku Pada Acara Pernikahan Tersebut, Kita Semua Akan mati, Itu Sebabnya Aku Tidak mau Masuk Ke Dalam Acara Pernikahan Tersebut, Karena Akan Ada Malapetaka Di Dalam sana, Dan Kematiannya Juga Berurutan, Yg Pertama Ardila, Dia Mati Tertimpa lampu Hias Yg Sangat Besar, Pingkan Mati Kehabisan Nafas Di Dalam Sebuah Tirai Raksasa, Farrah, Stefanus, Dan Bagus Tewas Tertimpa Pelafon, Dan kamu Bim, Sebuah Tiang Batu Yg Rubuh Menimpamu, Dan Terakhir Aku Melarikan Diri, Tetapi Wajahku Tertusuk Serpihan Kaca, Itu Sebabnya Aku Tidak mau masuk Karena Hal Tersebut Akan Terjadi Pada Kita. Dan Satu Hal Lagi, Yg Aku Alami Ini, Sejak 25 Tahun Yg Lalu, Yg Pertama Adela Yg Mendapat Penglihatan Ini Dan 7 Orang Temannya Ikut Meninggal Bersamanya, Lalu 15 Tahun Yg lalu, Ferrish Mendapat Penglihatan Itu Juga, Dan Dia Mati Berserta 7 Orang Temannya Juga, Lalu Charlie Dia juga Mendapatkan Penglihatan Ini Juga, Dan 6 Orang Temannya Ikut Tewas, Dan Sekarang Giliran Kita, Itu Sebabnya Selama 25 Tahun Kelas Venbix Kita Hancur, karena Tewasnya Kita. Tetapi 2 Orang Teman Kita Beruntung, Yaitu Hikmah Dan Yemima, Mereka Tidak Dimasukan Dalam Daftar Kematian, Mudah-Mudahan Mereka Ber-2 Menjadi Orang Pertama Yg Melihat Kita Ber-2 Tewas, Dan Seandainya Kita Tewas Sekarang, Aku Siap.” Cerita Agisti Sambil Mengeluarkan Air Matanya, “Aku Juga Gis, Jika Itu Takdir, Aku Siap.”, “Aku Pulang Dulu Ya.” Kata Agisti, “Mau Aku Antarkan ?.” Tanya Bima, “Baiklah.” Kata Agisti, Bima Akhirnya Mengantarkan Agisti Pulang, Bima Men-Starter Mobilnya Dan Berangkat Mengantar Agisti, “Hei, Bim Lihat Bukankah Itu Yemima Dan Hikmah.” Kata Agisti Sambil Melihat Mereka Ber-2 Dari Jendela, “Iya, Betul Gis.” Kata Bima, “Hai Yem.. Mau Kemana Sama Hikmah ?”Tanya Agisti, “Jalan Aja.” kata Yemima, “Hei Kalian Awas Didepan Kalian, Ada Truk Besar !!!” Teriak Hikmah, Bima-Pun Langsung Membanting Setir Menghindari Truk Tersebut, Tetapi Karena Posisi Mobil Bima Terlalu Miring, mobil Bima Terjungkir Ke Samping, Bima Akhirnya Tewas, Karena Tubuhnya Terjepit, Dan Agisti Tewas Karena Dadanya Terkena Hantaman Keras, Yg menyebabkan Jantungnya Berdetak Cepat Dan Tidak Stabil, Akhirnya Mereka Ber-2 Tewas, Untunglah Itu hanya Penglihatan Semata Agisti, Lalu Agisti Melihat Ke Arah jendela Dan melihat Yemima Dan Hikmah, Setelah Itu Agisti Melihat Ke Arah Depan Dan Melihat Sebuah Truk Besar Dan.........


~~ To Be Countinued In The New Of Venbix's Final Destination ~~


Maaf Jika Ada Yg Tersinggung


| Free Bussines? |

0 komentar:

Posting Komentar