Moirai (Bahasa Yunani: Μοῖραι) dalam mitologi Yunani adalah tiga orang dewi takdir. Mereka mengendalikan nasib setiap manusia sejak lahir hingga mati. Dalam mitologi Romawi dikenal sebagai Parkae atau Fata.
Pada masa yang lebih kuno, Moirai hanya berjumlah satu dewa. Homer, secara umum hanya menyebutkan Moira, yang menenun benang kehidupan manusia pada saat kelahiran mereka; dia adalah Moira Krataia "Moira yang kuasa" atau ada juga beberapa Moirai lainnya. Dalam Odyssey disebutkan tentang Klôthes, atau Penenun. Di Delphi, hanya Takdir Kelahiran dan Kematian yang disebutkan.
Sebuah teks Eteokreta dwibahasa menunjukkan terjemahan Yunani Ομοσαι δαπερ Ενορκίοισι (Omosai d-haper Enorkioisi, "Namun semoga dia bersumpah mengenai hal ini pada Para Penjaga Sumpah"). Dalam bahasa Etokreta, ini ditulis —S|TUPRMĒRIĒIA, dan MĒRIĒIA kemungkinan merujuk pada para dewa yang oleh orang Yunani kuno dikenal sebagai Moirai.
Beberapa mitografer mengklaim bahwa Moirai adalah anak Zeus— hasil dari hubungan dengan Ananke ("keniscyaan") atau, menurut Hesiod, dengan Themis atau Nix. Adanya pendapat bahwa Moirai memiliki ayah, menunjukkan bahwa orang Yunani kuno mau bertindak cukup jauh dengan mengubah mitos supaya lebih sesuai dengan tradisi Patrilineal (keturunan berasal dari ayah). Klaim patrilineal itu sendiri tidak diterima oleh Aiskhilos, Herodotos, atau Plato.
Berbagai versi dari Moirai juga ada di beberapa mitologi Eropa lainnya. Moirai kemungkinan berkaitan dengan Norns, dewi takdir yang juga menenun, dari mitologi Nordik dan dewi Laima dari Baltik serta kedua saudarinya.
Di Sparta, kuil untuk Moirai berdiri di dekat perapian umum, seperti diamati oleh Pausanias. Sementara pengantin di Athena mempersembahkan ikat rambut mereka untuk Moirai dan para mempelai wanita bersumpah demi nama Moirai. Ini memunculkan dugaan bahwa Moirai pada awalnya adalah para dewi pernikahan sebelum dianggap sebagai dewi takdir.
Dari sebuah tulisan di Olympia pada abad ke-2 M, Pausanias menduga bahwa ada julukan Zeus Moiragetes ("Zeus Pemimpin Moirai) untuk Zeus. Pausanias menulis: Pada titik awal di arena balap kereta perang, ada sebuah altar dengan tulisan Untuk Moiragetes ("Pembawa Para Takdir"). Ini adalah nama panggilan untuk Zeus, yang mengetahui segala urusan manusia, yang telah ditakdirkan oleh para Takdir, maupun yang tidak.
Sementara di kuil Zeus di Megara, Pausanias mengamati:
Di atas kepala Zeus ada Horai dan Moirai, dan semua bisa melihat bahwa Zeus adalah satu-satunya yang dipatuhi oleh Moira ”
Pausanias mendapati bahwa ada kuil untuk Moirai di Olympia, Korintus, dan Sparta, serta satu tempat suci Moirai yang berdampingan dengan kuil Themis di luar gerbang kota Thebes.
Para Moirai muncul tiga malam setelah kelahiran seorang bayi untuk menentukan takdir hidupnya. Dalam suatu cerita mengenai Perburuan Babi Kalidonia, diceritakan bahwa setelah Meleagros lahir, seorang dewi takdir muncul di depan ibu Meleagros dan memberitahunya bahwa Meleagros bisa tetap hidup selama kayu suci tetap utuh. Bruce Karl Braswell dari bacaan di leksikon Hesikhius, menghubungkan kemunculan Moirai di perapian keluarga pada hari ketujuh setelah kelahiran.
Ada banyak pendapat mengenai asal mereka, ada yang mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak perempuan Zeus dan Themis atau dewa-dewi awal seperti seperti Nyx, Khaos atau Ananke. Para Moirae biasanya digambarkan sebagai sosok yang dingin, kejam dan tidak berperasaan, dan digambarkan sebagai perempuan tua.
Bahkan Para dewa pun tidak berani pada Moirai, meskipun tidak diketahui sejauh mana kekuasaan Moirai terhadap takdir para dewa. Menurut pendeta Pithia di Delphi, Zeus juga tunduk pada kekuasaan Moirai. Hesiod menulis, "Zeus sangat menghormati Moirai".
Tiga orang Moirai yaitu :
CLOTHO
Klotho (bahasa Yunani: Κλωθώ, "pemintal"), bertugas memintal benang kehidupan tiap manusia. Dia adalah yang termuda dibanding kedua saudarinya. Dia menentukan kapan manusia lahir. Ketika Pelops dibunuh oleh ayahnya sendiri, Tantalos, Klotho menghidupkan kembali Pelops. Klotho juga pernah dibuat mabuk oleh Alkestis sehingga Alkestis bisa menyelamatkan suaminya, Admetos, dari kematian dengan cara mengorbankan dirinya sendiri.
Klotho, bersama kedua saudarinya serta Hermes, dipercaya sebagai penemu alfabet. Klotho disembah di banyak tempat di Yunani, dan kadang diasosiasikan dengan Keres serta Erinyes. Klotho digambarkan membawa gulungan benang. Kata Cloth (pakaian) dalam bahasa Inggris berasal dari nama Klotho. Padanan Romawinya adalah Nona, (yang 'Kesembilan'), yang pada awalnya merupakan dewi bulan kesembilan masa kelahiran.
LAKHESIS
Lakhesis (bahasa Yunani: Λάχεσις, "pembagi"), bertugas mengukur benang kehidupan tiap manusia dengan tongkat pengukurnya. Dia adalah dewi yang menentukan umur manusia dan berapa lama seeorang hidup. Setelah mengukurnya, Lakhesis memilihkan takdir dan nasib untuk kehidupan orang tersebut. Dia digambarkan sebagai wanita yang keibuan, namun juga cantik dan kuat. Dalam buku kesepuluh dari dialog Repbulik karangan Plato, Lakhesis adalah putri dari Keniscayaan. Diceritakan bahwa dia memberi perintah pada para roh yang hendak memilih kehidupan selanjutnya. Padanan Romawinya adalah Desima (yang 'Kesepuluh').
ATROPOS
Atropos (bahasa Yunani: Ἄτροπος, "tak terubah", "tak terbelokkan", atau "tak terelakkan"), bertugas menentukan kematian manusia. Dia mengatur bagaiamana seseorang mati. Ketika waktunya tiba, dia menggunting benang kehidupan manusia dengan "gunting kebencian" miliknya. Atropos adalah yang tertua di antara Moirai. Padanan Romawinya adalah Morta (Kematian). Istilah Atrofi, penyusutan jaringan atau organ, berasal dari nama Atropos.
0 komentar:
Posting Komentar